About

rayculz's reviews room ... mendalami sekumpulan bunyi yang tertuang dalam aksara dan kata

Girls' Generation | The Boys

  
Girls' Generation make you feel the heat And we're doin it we can't be beat
We're born to win Better tell all your friends Cuz we get it in You know the girls

Girls bring the boys out!


Hah, apa yang terjadi? Hype begitu tinggi tetapi hanya begini saja hasilnya. Sungguh diluar harapan saya apalagi ketika teaser dikeluarkan lewat promosi ala viral promotion yang berisi image baru sang Idola. Namun segala harapan untuk musikalitas serta harmonisasi vokal yang seharusnya mutlak untuk sebuah grup vokal baik dari album atau single terdahulunya ternyata tidak kesampaian juga. Ini sangat mengecewakan ketika satu album berisi tiga belas lagu hanya dua lagu yang masuk dalam telinga saya, ini sungguh mengecewakan untuk Girl Group se-kaliber Girls' Generation atau yang bisa dipanggil So Nyuh Shi Dae.

Bagi saya penggunaan vocal harmonizer untuk mempermak vokal serta harmonisasi buatan menjadi lebih bagus, justru menjadi titik lemah ketika grup yang bersangkutan bernyanyi live tanpa minus one atau lipsync. Ini sungguh sangat disayangkan, ketika musik hanya dapat dinikmati lewat telinga yang notabene adalah hasil dari rekaman studio yang tidak bisa dipertanggung jawabkan ketika bermain live. Saya cukup kecewa dengan hal ini. Itu terbukti ketika menonton beberapa video konser di youtube, yang saya temukan bahwa bernyanyi lipsync itu dilegalkan karena susahnya dansa dan koreografi sehingga tetap harus memperhatikan kualitas suara.

Satu penilaian saya yang paling mendasar tentang The Boys adalah sebuah keruntuhan dari budaya pop korea itu sendiri ketika sudah mengadopsi musik mainstream dunia, terutama single andalan mereka yaitu The Boys yg menurut saya terlalu american minded. Toh itu tak mengapa, karena The Boys sendiri di produseri oleh seorang produser yang juga pernah menangani album Dangerous dari Michael Jackon yaitu Teddy Riley.

Berbicara mengenai album The Boys yang sangat Electropop ini, Girls' Generation membukanya dengan satu track yang berjudul sama yaitu The Boys yang dibuka dengan harmonisasi vokal yang menurut saya masih saya ragukan kalau itu adalah harmonisasi nyata tanpa vocal harmonizer yang dipermak di dalam studio rekaman. Dengan minimalis dance drum beat, namun lagu ini cukup mampu membuat badan bergoyang. Satu hal yang menurut saya juga menjadi titik lemah adalah penggunaan rap di lagu ini, dan itu terlihat memaksa. Tetapi dibalik semua kekurangan itu, lagu ini cukup bisa diterima.

Lagu selanjutnya adalah Telepathy yang cukup cathcy namun tidak terlalu menarik yang dipenuhi dengan irama eurodance. Say Yes di urutan selanjutnya menurut saya terlalu kekanakan dan ceria, sehingga mudah terlupakan. Unsur elektronika dengan sedikit memasukan unsur dubstep nampak di lagu TRICK yang bertempo lambat lantas menjadi beat eurodance di bagian reff lagu. Tetapi sekali lagi saya kecewa, ketika vokal sudah dipermak sana sini dan membuat lagu ini hanya bisa dinikmati via rekaman saja.

Girls' Generation kembali ke root K-Pop yang sesuai dengan budayanya ketika menyanyikan How Great Is Your Love, sederhana dan cukup menarik tetapi sebenarnya lagu ini terlihat seperti lagu solo dengan memakai background vokal. Bukan lagu yang seharusnya digunakan untuk grup vokal. Sebenarnya bisa dimaksimalkan, tetapi sayang itu tidak terjadi. Lalu ketika My J dinyanyikan diposisi selanjutnya, cukup lucu dan imut bak keceriaan indiepop. Tetapi justru terbalik dengan image dari The Boys yang dari penulisan liriknya sangat jelas sebagai wanita penggoda para pria.

OSCAR dilantukan di posisi selanjutnya langsung kembali lagi ke image american minded. Cukup sederhana dengan penggunaan synth yg berat sehingga hampir terlihat seperti dubstep tetapi tidak terlalu kentara. Lalu lagu yang cukup unik bisa didapatkan Top Secret, lumayan menarik tetapi tidak cukup istimewa. Lazy Girl (Dolce Far Niente) yang dilantukan selanjutnya cukup menarik menarik perhatian saya, minimalis synth yang berat dipadu dengan drum beat serta nada yang ada membuat suasana di lagu ini cukup oriental.

Setelah cukup bermain-main, Girls' Generation kembali ke root pop korea seperti yang saya dengar satu dekade yang lalu lewat lagu Sunflower yang cukup manis. Tetapi sayang, sekali lagi lagu ini terdengar seperti lagu solo bukan lagu dari grup vokal eh apa Girls' Generation itu grup vokal atau grup dansa? Well, setelah itu berakhir kembali lagi dengan lagu dengan beat yang mengajak berdansa dan sedikit sentuhan groove serta vokal yang dilantunkan dengan gaya staccato pada beberapa bagian lewat lagu yang berjudul VITAMIN.

Lagu selanjutnya adalah MR. TAXI versi bahasa korea, yang sebelumnya sudah pernah dilantukan di album debut jepang mereka yang berjudul sama yaitu Girls' Generation yang rilis dua bulan sebelum album The Boys. Sebagai penutup adalah versi bahasa inggris dari lagu The Boys, cukup menarik dan lumayan bagus dari segi pronunciation yang dilafalkan oleh Girls' Generation.

Akhirnya dengan mengutip lirik dari single The Boys. Girls' Generation bisa membuat anda kepanasan karena mereka dapat melakukannya dan tak bisa dikalahkan. Karena mereka sudah dilahirkan demikian untuk memenangkan hati para pria, dan marilah para pria disini Girls' Generation sudah siap menanti untuk memanaskan suasana. Well, inilah satu bentuk godaan Girls' Generation lewat dansa dan tari untuk para pemujanya tanpa memikirkan kualitas musik yang mereka berikan ke telinga saya.



Artist
Girls' Generation

Album
The Boys

Rilis
2011

Genre
K-Pop, Pop, Electropop, Dance-Pop

Rating
2 | 10

____________________________________

2 Responses so far.

  1. Nadya says:

    :D
    no comment dahh... secara menurut aku emang ndak pernah bikin gebrakan dalam tiap albumnya :D
    for me #1 album still GEE...
    bakal diketekin ama T-ara ndak yaa kira²? secara fanbase nya mereka gede banget :D

  2. -rAy- says:

    Ntah kenapa setelah dengerin T-ara, biasa aja neh :hammer:

Leave a Reply