About

rayculz's reviews room ... mendalami sekumpulan bunyi yang tertuang dalam aksara dan kata

Lull | Death (i):Questions For The Millions



Ingat dengan band-band indie Efek Rumah Kaca, Sore, Vox, The Brandals, Clover, Ballads of the Clich*, Everybody Loves Irene, KUNOKINI, Smeelstreet, dsb ... atau artis mainstream seperti RAN, Rio Febrian dan Glenn Fredly. Mungkin semua artis yang ada di atas tersebut, nampak tidak berhubungan sama sekali. Namun diantara semuanya itu ada satu benang merah yang saling menghubungkannya. Benang merah itu ada pada sosok seorang J. Vanco yang tidak lain adalah Sound Engineer dan juga produser dari beberapa band yang ada di atas. Dan Lull adalah proyek ambisius dia sebagai seorang musisi, producer dan juga sound engineer.

Dibentuk tahun 2000 di Surabaya oleh J.Vanco, Dom Raditya, dan Venendar Hambali, Lull justru lebih aktif kegiatannya di Jakarta. Lagu sendiri yang mereka rekam saat itu sangat terinspirasi oleh Placebo dan The Smashing Pumpkins. Rekaman sepuluh lagu selesai di awal 2001 dan mereka merilis album pertama mereka Appetizer yang kental nuansa Grunge serta Noise Rock sebanyak 500 kaset dibawah label Krystal Records yang tidak lain adalah label bentukan mereka sendiri juga saat itu.

Recording, ganti personil, hiatus, personil kuliah overseas, muncul sejenak, hiatus lagi dan semua proses itu terus berulang sampai dianggap Lull itu sebagai band mitos yang jarang terdengar di scene nasional khususnya Indie. Sampai akhirnya di tahun 2010, Lull merelease bagian pertama dari dwilogi album konsep Death dengan judul Death (i):Questions For The Millions yang keseluruhan liriknya ditulis dalam bahasa Inggris. Mendengar keseluruhan album ini, membuat ingatan saya kembali ke dekade '90an dimana musik Grunge yang merajai dunia bertarung dengan musik Alternative Rock meski kental pula elemen Noise Rock yang ada disini.

Album Death (i):Questions For The Millions dibuka lewat lagu Solely Motion dengan petikan akustik gitar yang santai namun menjadi menggila ketika masuk ke dalam inti lagu dimana raungan suara gitar memenuhi dinding lagu tersebut serta sound-sound cadas ala seattle sound. Sedikit sentuhan rock n' roll dengan beat cepat nan rumit mengisi ruang di kedalaman lagu Herr Wulf dengan riff yang sanggup membuat kepala bergoyang mengikuti irama.

Million Souls dibawa dengan awalan yang cukup malas namun cukup menggigit di bagian akhir apalagi dipoles oleh background vokal yang cukup manis. Lanjut ke The Floating Land, sound yang ada kurang lebih sama dengan pendahulunya tapi cukup liar juga dibagian akhir. Kemudian masuk ke Deadinstrumm yang membuat saya cukup terkejut dengan gaya Lull bermain musik. Dibuka dengan permainan elektronik yang cukup lucu menurut telinga saya yang tidak ada di lagu sebelumnya, Deadinstrumm mampu membuat saya terpukau dengan musik Lull karena lagu ini memakai tekstur built up, tetapi tidak seperti built up ala post-rock namun tetap dengan musik yang sudah menjadi ciri khasnya. GREAT !

Lalu, coba anda dengarkan Death Machine yang menjadi track favorit saya di album Death (i):Questions For The Millions ini. Dibuka dengan sentuhan rock n roll, namun menjadi cukup psikedelik dibagian akhir apalagi ketika tempo dinaikan sampai ke klimaks lagu. Itu sudah cukup membuat saya masuk ke titik eargasm. Tiger Son yang ada kemudian, hadir cukup gahar dengan sound distorsi gitar yang memenuhi dinding lagunya dengan notasi notasi yang lincah. Terlebih lagi ketika Driving Shotgun dimainkan sebagai track penutup di album ini. Cukup mengesankan mendengarkan notasi liar nan lincah terus memenuhi track penutup ini sementara distorsi gitar tetap memenuhi dinding lagunya sampai klimaksnya.

Well, jika anda penyuka musik Grunge terlebih lagi lebih berkiblat ke musik Alternative Rock dekade 90'an. Album ini cukup baik untuk menjadi pemuas dahaga akan musik jenis itu. Apalagi dengan kedalaman lirik yang menceritakan akan berharganya hidup ini yang penuh dengan konflik maupun perayaan, meski dengan sempitnya waktu bagaimana kita bisa menyikapinya. Terlebih lagi hal ini diperjelas dengan pernyataan sang frontman mengenai album ini : " Karena kita yakin bahwa keseimbangan dalam hidup adalah sesuatu yang ironis, terutama di sistem peradaban modern dimana untuk menyeimbangkan keadaan,kita harus merugikan begitu banyak pihak, dan kita yang menjalani hidup sebagai warga kelas menengah terhimpit di antara nya."

Overall, disinilah idealis dalam bermusik sebenarnya dilakukan oleh Lull sebagai pemuas rasa dahaga dan ambisi tanpa mempedulikan popularitas. Dan kalau saya bisa bilang, Lull dengan album Death termasuk salah satu band underated dengan komposisi musik yang bagus yang jarang terdengar bahkan di scene musik indie tanah air. Well, it's a gem for rock junkies. It's a great one!



Album
Lull

Album
Death (i):Questions For The Millions

Rilis
2010

Genre
Grunge, Alternative Rock, Noise Rock

Rating
9 | 10

___________________________________________

Leave a Reply