Mendengar Rocktober yang tidak lain adalah rilisan ketiga dari komunitas Geng Fruity Loops Kaskus ibaratnya mendengar sebuah Festival Musik Rock bisu, karena mayoritas yang naik ke panggung memecat vokalis mereka demi sebuah esensi musik rock tanpa vokal. Meski ada beberapa yang sepakat menggunakan vokal, itu demi sebuah esensi yang baru dan berbeda dari
Festival Musik Rock bisu. Dan disitulah keunikan sebuah festival musik dengan nama Rocktober ini.
Festival dibuka lewat penampilan Prasiman yang mencoba memainkan Interlude dari Attack! Attack!. Tetapi sayang, sebagai pembuka seharusnya penonton terlebih dulu diberikan musik rock ringan bukan dengan musik techno yang membuat penonton langsung kebingungan apa mereka salah beli tiket
nonton konser. Ada yang salah atau itu disengaja karena hanya sebagai jingle
pembuka dari festival sebenarnya. Meski secara komposisi sudah bagus, tetapi kekurangan utama adalah pada sound bass yang kurang bergema.
Rocktober sebenarnya dimulai ketika Arterial membawakan lagu dengan petikan akustik ala indiepop di awalnya tetapi berubah drastis ketika masuk ke menu sebenarnya. Sang vokalis wanita bersuara layaknya Lia yang menyanyikan lagu Temari No Uta dipadu dengan lengkingan scream ala Dead by April menghiasi satu lagu Metalcore berjudul What Can I Do. Selanjutnya Nakedupsidedown naik dan membawakan Medler dari August Burn Red dengan aransemennya sendiri. Tembang yang penuh dengan nuansa Metalcore ini mampu dirubah dengan menggunakan drum loops layaknya sebuah breakcore dengan jungle beat yang terkenal itu.
Gungbaster yang hadir setelahnya tidak kalah menarik, karena Unclearly Rock sepertinya bisa dipakai untuk sebagai scoring penutup dari sebuah film
action yang bertema perang atau jika ada The A-Team versi indonesia, rasanya cocok kalau ini bisa dipakai sebagai scoringnya. Penggunan scratch ala nu-metal tidak berlebihan, dan cukup baik untuk Uncrlearly Rock sebagai scoring film.
Gubahan Sleeper dari Saosin mampu dijalankan dengan baik oleh Metalcrot. Bagus sekali, tetapi sayang feel dari Post-Hardcore kurang mengena karena absennya vokalis yang seharusnya ruang kekosongan yang sebenarnya bisa diganti dengan suara lain untuk mengisi kekosongan itu. Yang akhirnya menjadi setipe dengan minus one. Menurut saya ketika mencoba mengcover, rubah saja aransemennya menjadi bentukan baru yang tidak meninggalkan lagu aslinya. Tetapi feel progessive rock masih didapat ketika Sknhd69 mencoba memainkan ulang Learning To Live dari Dream Theater. Karena minus vokal tidak berpengaruh banyak di dalam musik-musik progressive, dan ketika saya mendengarkannya hampir lupa bahwa ini adalah Dream Theater. Tapi sayang menurut saya, sound bass di sini terlalu tebal. Selebihnya tidak masalah.
Selanjutnya Lightspeed menampilkan satu musik industrial Killer Instinct 192, dan ini sangat mengejutkan. Tetapi sayang ketika diri ingin meminta sebuah built up yang bisa mencapai titik trance, dia datang dengan tune monoton yang sebenarnya bisa digarap lagi dengan maksimal. Overcome The Impossible oleh Jasson Prestiliano yang layaknya guitar virtuoso seperti Joe Satriani sebenarnya cukup menarik dari segi nadanya, namun sayang durasi terlalu pendek dan nampak tidak selesai.
RAGADUB yang membawakan lagu dengan semangat punk rock lewat lagu berjudul F.R.I.E.N.D sebenarnya cukup menarik dari segi materi. Namun sayang karena keterbatasan dan diisi suara vokal yang cukup mentah membuatnya kurang
menarik. Tetapi jika ada waktu lebih, mungkin kekurangan ini bisa dipoles menjadi lebih baik lagi. Nah aransemen Devz50 yang mencoba menggubah lagu Kandas dari Evie Tamala menjadi suatu bentuk musik yang berbau progressive rock lumayan bagus. Tetapi justru dengan penggunaan vocaloid yang dipaksa untuk menyanyikan lirik berbahasa Indonesia itu menjadi kesalahan vital ketika lagu ini didengarkan orang yang awam dengan vocaloid yang sangat annoying.
Aceen yang membawakan My Memory membuat saya terpukau akan komposisi musiknya yang terdengar ada inspirasi dari System of A Down, tetapi panning terlalu terpusat di bagian tengah sehingga kurang menyebar dan terkesan seperti sound mono dengan reverb minimalis. Blessed To My Death dibawakan dengan atmosfer yang cukup haunting oleh Sadame. Bertempo lambat dengan gitar mengisi atmosfer lagu serta absurdisme
tingkat akut membawa sebuah karya eksperimental ini patut mendapatkan ekspresi. Sementara ketika bersorak ria di pertengahan Festival Rocktober, Asterixs87 langsung membawa para penikmat musiknya ikut ber-Pesta Di Surga dengan alunan musik khas seorang guitar virtuoso. Tak hayal, semuanya ikut berheadbanging ria mengikuti raungan gitar dan nada dari Asterixs87.
Rehat sejenak dari Festival Rocktober, DJ TypeMARS beraliran trance hadir untuk mengisi kekosongan masa istirahat lewat sebuah lagu beradreanalin tinggi yaitu Emotion Burst. Dan itu sudah sangat cukup membuat penonton ikut bergoyang bersama mengikuti irama lagu yang di mix secara sempurna oleh TypeMARS. Tak lama kemudian Xtreme-FX naik dan membawakan Ad Mortem dengan background vocal yang cukup haunting menjadi satu lagu andalannya untuk membawa pendengar metal gelap ikut headbanging bersama lewat musiknya. Band technocore rupanya menjadi inspirasi dari Askharae untuk memainkan satu lagu metalcore dengan campuran techno ini lewat I Can Say And See, namun sayangnya ketika dimainkan dalam Festival Rock bisu ini lagu tersebut kurang begitu menjiwai.
Meskipun agak mengecewakan, simfoni yang menjadi pembuka dari band The Habanera cukup membuat penonton merasa senang karena cukup epic sebagai pembuka dari lagu symphonic metal berjudul Mayhem (Pemicu Dansa, Pemangsa Sunyi). Dengan durasi yang cukup panjang, tidak merasa bosan juga dengan
tembang yang satu ini karena musiknya terdiri dari tiga bagian. Simfoni dibagian awal sebagai appetizers, menu utama dengan paduan metal, sedangkan simfoni dibagian deseert ditutup dengan cara menggantung yang sama sekali tidak menyenangkan. Sayang sekali, ketika built up yang sudah dibangun ditutup dengan cara yang tidak mengenakan.
Penggunaan vocaloid yang cukup baik dibawakan oleh Asiscav feat Nakedboy dalam sebuah lagu gubahan dari SCANDAL, band wanita asal dari jepang lewat lagu berjudul Pride. Tetapi fade out dibagian akhir membuat saya kurang puas pada klimaks lagunya. Well, Idoyklik feat Megurine Luka yang hadir setelahnya mampu mengobati saya dengan musiknya. Megurine Luka yang tidak lain adalah vocaloid mampu bernyanyi lewat Ghost of Romance meski tidak begitu jelas bahasa apa yang dia gunakan toh saya juga tidak terlalu peduli. Tetapi secara aransemen dan komposisi musik sudah sangat baik menurut telinga saya. Great songs!
Selanjutnya ada tembang blues yang bisa membawa penonton untuk berdansa bersama mengikuti alunan musiknya lewat Black Glasses yang dimainkan gitaris handal yaitu Antony65. Cukup menarik dan sebuah oase yang baik dari sebuah kemonotonan Festival. Sentuhan avant-garde sangat nampak dan jelas pada sebuah gubahan lagu dari Muse yang berjudul Sing For Absolution. TheGreatMeweker membawakannya dengan aransemen yang sempurna, dibuka dengan sentuhan etnik
kecak bali serta dentingan gamelan membahana serta paduan suara membawakan lagu dari Muse membuat tembang ini begitu luar biasa. Dan kalau saya bisa katakan dengan jujur, inilah lagu cover terbaik di Festival Rocktober yang dikerjakan dengan aransemen yang cukup orisinil oleh The GreatMeweker. EPIC !!
Nubie Budel hadir sebagai band penutup dari Festival Rocktober, membawakan sebuah gubahan The Devil Wears Prada bertajuk Big Wiggy Style. Sebuah penutup yang cukup istimewa menurut telinga saya, karena meski minus vokal tapi membuat lagu yang sebenarnya metalcore ini menjelma menjadi Post-Metal dibagian akhir dengan sentuhan tremolo pada gitarnya. Dan jika Nubie Budel mencoba lebih dalam lagi, dia sanggup membuat sebuah sebuah post-metal epic dengan sound sempurna seperti Rossetta, Rusian Circles atau Ghaust.
Yeah, akhirnya festival rocktober telah usai dan satu kekurangan utama adalah db yang terlalu rendah sehingga volume harus maksimal jika mendengarkan
dengan baik seluruh lagu yang ada di dalam kompilasi ini, sehingga ketika mendengarkan lagu lain maka volume harus dikecilkan karena meledak suaranya. Tetapi selain itu, inilah supremasi dari kreasi musik digital dengan kreatifitas tanpa henti dari cara yang sederhana sampai menghasilkan karya yang cukup masterpiece untuk telinga saya. Good One!!
Artist
Various Artist
Album
Rocktober Geng Fruity Loops
Rilis
2011
Genre
Various Genre
Rating
7 | 10