About

rayculz's reviews room ... mendalami sekumpulan bunyi yang tertuang dalam aksara dan kata

Artificial Melodrama | Cut&Paste

 
Berbicara album Cut&Paste dari Artificial Melodrama, pasti membicarakan sesuatu yang renyah, ringan, bisa melayang namun ada kalanya ngawur dan tidak konsisten. Artificial Melodrama yang kalau bisa diartikan adalah drama yang mengharu biru akan tetapi bukanlah sebuah realita tetapi adalah rekayasa, dan yang harus disalahkan atas ini adalah seorang yang bernama Alu yang mengerjakan proyek ini seorang diri.

Cut&Paste kalau saya bisa bilang tidak konsisten dengan apa yang diusungnya, awalnya saya berharap adalah sebuah ambient indah yang menarik untuk didengarkan di malam hari. Itu terbukti setelah saya cukup nyaman dengan track pembuka yaitu glance at the window, look! it's raining yang bisa dikatakan sebagai The American Dollar atau The Album Leaf asal Indonesia, indah dan menarik sekali.

Namun ketika sudah beranjak ke track winter in room 203, terjadi perbedaan genre yaitu elektronik meskipun itu juga santai. Tetapi sedikit saya merasa terganggu dengan suara raungan gitar yang menurut saya masih terlalu kasar distorsinya pada pertengahan track, tetapi secara komposisi sudah menarik. Ketidak konsistenan dimulai lagi pada track ketiga yaitu suddenly, on astral highway yang cukup bernuansa psychedelic.

Album ini memang tidak konsisten, setelah cukup disiksa di track sebelumnya tetapi saya cukup dihibur di track humming on the flower fields yang kembali lagi ke ambient dengan influent yang sangat besar dari Sigur Ros maupun The Album Leaf yang cukup indah dan mendayu.

Summer's scent of our youth cukup renyah sebagai track yang bisa dilabeli dengan nama post-rock, apalagi dengan sampling monolog dua orang gadis dengan berhasa jepang di pertengahan lagu. Menjadikan track ini sebagai oase diantara ketidak konsistenan album Cut&Paste. Terjuktaposisi melanjutkan apa yang sudah dilakukan track pendahulunya, dan ini adalah satu bentuk konsistensi awal di dalam album ini.

Sore itu angin tak berhembus sebagai track penutup, kembali mengusung genre ambient dan itu melanjutkan ketidak konsistenan album ini. Saya akhirnya menjadi bingung, mau dibawa kemana arah album ini. Karena terlalu banyak yang ditawarkan dan ada beberapa yang bertolak belakang dengan yang ada sebelumnya. Dan mungkin itu yang dimaksud oleh Cut&Paste, potong dan tempel. Potong genre ini, tempel saja genre baru ini. Setelah itu potong lagi genre yang tadi sudah di tempel, lalu tempelkan lagi dengan yang baru.

Akhir kata, konsep ketidak konsistenan itu yang bisa ditawarkan oleh Artificial Melodrama lewat judul albumnya Cut&Paste. Potong yang lama dan tempel yang baru sehingga terciptalah ketidak konsitenan itu.


Artist
Artifical Melodrama

Album
Cut&Paste

Rilis
2010

Genre
Ambient, Electronic, Post-Rock

Rating
6 | 10
_____________________________________________

Leave a Reply