Salah satu kesalahan fatal saya adalah mendengar album soundtrack ini terlebih dahulu tanpa tahu filmnya sama sekali, dan sama sekali tidak punya bayangan mengenai filmnya seperti apa. Bagi saya ini kesalahan yang sangat fatal karena hanya dengan mendengar, saya tidak bisa masuk lebih jauh ke dalam dunia Lily Chou-Chou.
Tetapi mendengar secara keseluruhan album ini membuat saya merasa direcoki obat dengan dosis tinggi dan membuat saya mabuk serta berhalusinasi bak mendengar musik psikedelik. Namun disatu sisi membuat saya meringkuk ketakutan karena merasa dihantui oleh suara dari Lily Chou-Chou yang tidak lain adalah karakter fiktif' di dalam film All About Lily Chou-Chou yg disuarakan oleh Salyu, seorang penyanyi J-Pop asal Jepang.
Jujur, soundtrack yang penuh dengan nuansa etheral serta cukup psikedelik yang sanggup membuat saya berhalusinasi dengan perasaan yang aneh, tidak nyaman sekaligus menenangkan. Ibaratnya seperti mendengar para Malaikat bernyanyi di tengah-tengah tawa para Iblis. Angel & Demon berkolaborasi bersama dan membuat simfoni. Kedengarannya aneh, tetapi begitulah sensasi yang saya dapatkan setelah mendengarkan album ini.
Setelah sensasi ini terjadi, saya sangat berterima kasih terhadap seorang Takeshi Kobayashi yang tidak lain adalah music producer dibalik soundtrack film ini. Kolaborasinya dengan Salyu sungguh membuat soundtrack ini memiki cita rasa yang unik. Untuk selanjutnya, saya tidak menyebut album ini adalah soundtrack dari film All About Lily Chou-Chou. Tetapi sebuah album dari Lily Chou-Chou dengan judul Breathe atau 呼吸 (Kokyuu) dalam bahasa jepang. Karena ada satu lagi soundtrack yang tidak lain adalah scoring film tersebut yang penuh dengan karya klasik Claude Debussy.
Album Breathe dari Lily Chou-Chou dibuka lewat lagu Arabesque dengan nuansa Etheral namun cukup haunting, dan ini sedikit mengingatkan saja akan musik dari Bjork. Lalu ada Ai no Jikken sebagai lagu kedua yang cukup psikedelik hingga mengajak saya untuk mabuk dan berhalusinasi. Erotic dan Hikousen cukup nge-pop tetapi tetap dengan gaya yang aneh.
Setelah itu coba dengarkan Kaifuku Suru Kizu dimana Lily Chou-Chou bersenandung dengan suara sampai ke tingkat falsetto yang membuat saya merinding. Sungguh indah, dan sanggup membuat saya hampir menangis karena begitu indahnya suaranya serta nuansa musiknya. Dan inilah yang saya sebut dari awal tadi sebagai suara Malaikat. AWESOME !
Houwa yang ada di urutan berikutnya hadir dengan suasana etheral yang dibalut dengan permainan piano yang indah tetapi terdengar suara distorsi gitar yang meraung-raung yang menjadi atmosfer ambient disini.
Komposisi yang sangat bagus. Tobenai Tsubasa, Kyomei (Kuukyo na Ishi) dan Glide sebagai tiga lagu terakhir di album ini bernuansa pop, namun bukan pop yang riang gembira tetapi sangat sarat dengan nuansa galau tingkat tinggi tetapi tidak cengeng dan murahan.
Well, mendengar album Breathe dari Lily Chou-Chou ini membuat saya penasaran dengan kisah hidupnya. Dan rasanya ini menjadi pekerjaan rumah yang baru bagi saya untuk menyaksikan kisah hidupnya lewat sebuah film
yang tidak lain adalah All About Lily Chou-Chou. Nice album!