About

rayculz's reviews room ... mendalami sekumpulan bunyi yang tertuang dalam aksara dan kata

La Dispute | Somewhere At The Bottom Of The River Between Vega And Altair


 
Berawal dari setahun yang lalu, ketika mengenal istilah The Wave yang mencoba mendeskripkan musik jenis ini. Dan disitulah saya mengenal salah satu band yang salah satu rilisannya menjadi salah satu rilisan terbaik yang saya dengar. Disitulah saya mengenal La Dispute dengan rilisan berjudul Somewhere At The Bottom Of The River Between Vega And Altair.

Ada yang menarik dan unik dari band Post-Hardcore ini yang berbeda dengan band Post-Hardcore dengan Screamo sejenis yaitu pada vokal Jordan Dreyer dan cara bernyanyinya. Komposisi berkonsep, artistik, bermain dengan teknik yang baik dan sangat emosional. Emosional itu bukan hanya dari musik tetapi juga dari vokal yang dibawakan dengan cara spoken words melebur menjadi satu dengan komposisi yang luar biasa di telinga saya. Ibaratnya seperti meramu Blues, Screamo, Progressive Rock dan Soul dibawah satu label yaitu Post-Hardcore.

Keunikan inilah yang kemudian menjadi salah satu yang terpenting karena dari situlah ada perbedaan nyata jika dibandingkan dengan band band beraliran sejenis. Dan inilah La Dispute, band yang berasal dari Michigan Amerika yang hidup dengan formasi Jordan Dreyer, Brad Vander Lugt, Chad Sterenberg, Kevin Whittemore dan Adam Vass. Satu yang pasti, spoken words yang disuarakan oleh Jordan Drever terinspirasi dari puisi-puisi novelis terkenal kelas dunia.

Bercerita mengenai album pertama mereka yaitu Somewhere At The Bottom Of The River Between Vega And Altair, La Dispute langsung membuka album ini dengan satu track pembuka yang cukup emosional sebagai intro album ini yaitu Such Small Hands. Mungkin terdengar cukup murahan, sehingga ketika mendengar pertama kali pasti akan mencibir kok Post-Hardcore seperti ini. Well, itulah sebuah pembuka dari album konsep ini.

Kedahsyatan La Dispute dimulai ketika Said The King To The River di lantunkan di track selanjutnya, gaya spoken words dipadu dengan alunan riff riff kencang ala Post-Hardcore dengan sedikit sentuhan tune dari math rock membuat track ini begitu menggetarkan sampai klimaks. Yang kemudian dilanjutkan tanpa terputus ke track New Storms For Older Lovers yang tetap apik dalam segi komposisi. Salah satu yang luar biasa dengan komposisi musik yang menarik ketika Damaged Goods di lantunkan, berawal dengan tempo yang cepat tetapi mendekati pertengahan sampai akhir menjadi melambat dan sangat emosional. Apalagi ketika spoken words dilantunkan yang saling bersahutan dengan permainan drum, menjadi suatu yang sangat luar biasa disini. Great !!

Ada satu alasan, mengapa tempo di track Damaged Goods melambat. Itu dikarenakan, ketika ending lagu itu ternyata menjadi pembuka satu track yang cukup kalem namun tetap bernuansa emosional yaitu Fall Down, Never Get Back Up Again. Setelah itu nikmati nuansa yang berbeda, dibuka dengan tune ala math rock yang berpadu dengan blues langsung membuka Bury Your Flame penuh dengan twinkle gitar ala post-rock ini tetapi tetap dibawah gaharnya post-hardcore.

Dominasi dentingan twinkle senar gitar ala post-rock dan tune ala math rock mulai terlihat di Last Blues For Bloody Knuckles. Dan disinilah saya merinding ketika mendengarkan ini, apalagi ketika Jingle Bells didentingkan yang membuat lebih syahdu tetapi built up yang dikreasikan membuat klimaks track ini bisa membuat saya naik ke titik eargasm.

Kemudian elemen tune math rock terasa di pembukaan The Castle Builders yang kemudian menjelma menjadi salah track post-hardcore ber-adrenalin tinggi sampai klimaks yang cukup epic yang kemudian dilanjutkan dengan lantunan puisi puisi indah oleh Jordan Dreyer yang kemudian menjelma menjadi track post-hardcore dengan nuansa blues yang cukup kental lewat melodi gitarnya. Coba anda pikirkan, itu nyaris mustahil. Tetapi La Dispute telah meramunya secara jenius di Andria. Selanjutkan siapkan telinga anda menikmati track berdurasi pendek tetapi beradrenalin tinggi yaitu Then Again, Maybe You Were Right yang kemudian dilanjutkan dengan track yang cukup kalem namun tetap menggigit yaitu Sad Prayers For Guilty Bodies.

Dan akhirnya sampailah ke titik puncak dari La Dispute secara musikal, teknik permainan jenius dengan komposisi musik yang jenius pula dalam sebuat track berdurasi 12 menit yaitu The Last Lost Continent. Jujur setelah mendengarkan lagu ini berakhir saya speechless dan tak mampu mendeskripsikan lagi lewat kata-kata. Sebuah track yang luar biasa jenius dalam segala hal, segala pengetahuan bermusik La Dispute dituangkan seluruhnya di dalam The Last Lost Continent. The best track I've ever heard in this kind of music. And this is the f*ckin' genius. AWESOME !

Akhirnya sebuah outro pendek dilantunkan sebagai penutup album luar biasa ini, pembuka outro ini melanjutkan akhir dari intro Such Small Hands. Dan di Nobody, Not Even The Rain lah La Dispute mengucapkan selamat berpisah kepada pendengarnya yang sudah dibuat speechless lewat musiknya.

Well, saya cukup speechless setelah mendengarkan keseluruhan album ini. Dan jika ada yang bertanya kepada saya, apa lagu favorit saya di album ini. Maka jawabannya cuma satu yaitu semua. Karena ini adalah album sempurna yang saya pernah dengar di genre Post-Hardcore. Dengarkanlah dan nilai sendiri dengan telinga anda, bahwa inilah La Dispute dengan segala keunikannya. PERFECT !


Artist
La Dispute

Album
Somewhere At The Bottom Of The River Between Vega And Altair

Rilis
2008

Genre
Post-Hardcore, Experimental, Screamo, The Wave

Rating
10 | 10

________________________________________________

Leave a Reply